Hidupku Hanya 1,5 Jam Saja
Hidupku Hanya 1,5 jam saja |
Siang ini saya menerima telepon dari salah seorang sobat, mendengar ceritanya tak kuasa air mata pun berderai jatuh membasahi kedua pipi ini, ceritanya yg seolah ada di skenario-skenario sinetron gitu, yaa.. ini lah skenario 'sinetron' hidupnya, dia tidak berakting di balik layar, tapi dia berjuang di 'medan perang', bagiku ujiannya mungkin berat shg tak berlebihan jika aku memuji " dia Hebat, dia Tangguh!!" berharap beliau bisa melewati ini semua. aamiin..
Belum lagi selesai curhatannya, teleponnya putus, ada apakah gerangang? dari perkataannya yang terakhir saya menangkap ada rasa hopeless dengan semua 'masalah' ini, benarkah? jujur saya khawatir, imajinasi ku mulai ON, astagfirullah100xx. gak gakk.. "dia baik-baik saja, tenang aja Mye!" ujar hatiku. Tak perlu menunggu sekian jam untuk menghubunginya kembali, bahkan detik pun tak kuasa menghadangku, Nahh lho.. . HP nya gak aktif, lowbat kah? atau?... pikiran lebay ku seringkali over acting. astagfirullah...
Beberapa kali di telepon sllu diluar jangkauan, aku gelisah, Jujur!! gak tenang, baru kali itu, aku mengkhawatirkan dia. Semoga kau baik-baik saja sobat! Ya Allah tolong jaga sahabatku ini.
Berdasarkan kejadian tadi siang, saya tergelitik untuk menulis artikel ini, hidup adalah masalah? tidak sepenuhnya salah! masalah atau tidak? susah/ senang itu tergantung persepsi, hmm.. benar juga sih.., bagiku hidup itu perjuangan, butuh kesabaran karena ia berproses. Kaitan hidup dengan 'masalah' yang dihadapi sahabat saya tadi pun tergantung persepsi, jika persepsi positif maka saya yakin, dia akan terus berjuang, karena ia yakin, ia benar. Benar karena ia berpegang teguh pada aturanNya.
Tak usah heran jika di zaman Kapitalisme ini, seringkali kita menemukan orang-orang yang berorientasi pada materi dan duniawi, bahkan terkadang kita LUPA kita pun terjebak untuk menjadi orang yang materialistis, Astgfirullah 100x, bukan salah mereka sepenuhnya, mengapa mereka menjadi orang-orang yang materialistis?!, pun tak boleh kita menutup mata bahwa mereka SAMA-SAMA KORBAN seperti kita, mereka dan kita Korban Sistem Kapitalisme yang memiliki standar apa-apa diukur dengan materi dan azaz manfaat, MasyaAllah..! Cinta dunia takut mati, itulah penyakit yang menjangkiti hati setiap diri manusia yang silau dengan gemerlap dunia, mereka mengumpulkan materi seolah mereka hidup untuk selama-lamanya, lupa hanya beberapa lembar kain kafan sajalah nanti yang akan mereka bawa, tidak salah memang mereka menginginkan seseorang yang sempurna menurut kacamata mereka, tapi SALAH jika mereka mengganggap diri mereka SEMPURNA.
Apalah gunanya 'mempermasalah' apa yang bukan seharusnya menjadi masalah?! buang-buang waktu! salah dan benar itu kembalikan pada aturan Allah SWT, Rabb Sang Pencipta Alam beserta Isinya. Benar itu Mutlak hanya miliknya, kesempurnaan dan kesombongan hanyalah 'selendang-NYA', tak pantas manusia mengenakannya, Astagfirullah 100x semoga Allah mengampuni lisan dan tulisan saya yang kurang tepat, sama sekali tidak ada niat untuk menghujat dan merendahkan derajat yang lain, serta menganggap diri saya ini tinggi derajatnya, naaudzubillah. InsyaAllah tidak ada niat apapun, melainkan saya niatkan hanya semata-mata menyampaikan apa yang saya tau, berharap semoga bermanfaat bagi yang lain, jika itu kebenaran maka terimalah, jika itu sesuatu yang salah, berbesar hatilah untuk menyampaikan pada saya.
Hidup ini Singkat, Hidup ini Persinggahan, Hidup ini Perantauan, suatu saat nanti, Pasti ia akan berakhir, tidak ada yang bisa memastikan hidup kita sampai kapan? yang pasti adalah : Kita satu langkah lagi menuju ke kehidupan abadi, jika the last step (kematian) telah kita lewati, maka tinggal tunggu hasil raport selama menjalani ujian (hidup) di dunia, bukankah sudah sepantasnya kita segera berlari mengejar ampunan-Nya? memohon kasih sayang-Nya? bukankah ada waktu untuk memerbaiki semuanya? semua hal yang mereka anggap masalah akan selesai jika dikembalikan kepada jawaban "bagaimana Islam memberikan solusi atas permasalahan ini?", setiap masalah pasti ada solusinya, setiap hidup pasti ada akhirnya, setiap ketidaksukaan pasti ada ujungnya, just wait and see!
Hidup yang singkat ini, sepatutnya diisi dengan taat dan tunduk kepada perintah dan larangan-Nya, Hidup ini singkat, percayalah..
Allah SWT berfirman :
...ُ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Dan sesungguhnya satu hari (menurut perhitungan) Tuhanmu
adalah seperti 1000 tahun menurut perkiraanmu.” [Al-Hajj ayat 47]
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu.” [As-Sajdah ayat 5]
2 ayat diatas, setidaknya memberikan gambaran secara kasat mata perbandingan satu hari antara dunia dengan akhirat berdasarkan hitungan matematika dasar.
1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 tahun di dunia = 365 hari
1 hari di akhirat = 365 x 1000 = 365.000 hari
Berarti satu hari di akhirat adalah 365 ribu hari di dunia.
Coba kita misalkan, jika 1 hari akhirat juga ada 24 jam, seperti di dunia.
1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 hari = 24 jam
1 jam di akhirat = 1000/24 = 41,7 tahun
maka setiap jam di akhirat adalah sama dengan 41,7 tahun di dunia.
...
Maka jika usia harapan hidup umat nabi Muhammad SAW adalah ±60 tahun.
jika kita bandingkan waktu hidup di dunia dengan
kehidupan akhirat.
1 jam di akhirat = 41,7 tahun
60 tahun/41,7 tahun = 1,4 jam
Artinya kita hanya hidup di dunia selama 1,4 jam berdasarkan
hitungan akhirat
...
Ya... Tak lebih dari 1.5 jam waktu akhirat...
Wahai diri ... Gunakan hidup ini untuk mengumpulkan bekal kehidupan abadi kelak...
Belum lagi selesai curhatannya, teleponnya putus, ada apakah gerangang? dari perkataannya yang terakhir saya menangkap ada rasa hopeless dengan semua 'masalah' ini, benarkah? jujur saya khawatir, imajinasi ku mulai ON, astagfirullah100xx. gak gakk.. "dia baik-baik saja, tenang aja Mye!" ujar hatiku. Tak perlu menunggu sekian jam untuk menghubunginya kembali, bahkan detik pun tak kuasa menghadangku, Nahh lho.. . HP nya gak aktif, lowbat kah? atau?... pikiran lebay ku seringkali over acting. astagfirullah...
Beberapa kali di telepon sllu diluar jangkauan, aku gelisah, Jujur!! gak tenang, baru kali itu, aku mengkhawatirkan dia. Semoga kau baik-baik saja sobat! Ya Allah tolong jaga sahabatku ini.
Berdasarkan kejadian tadi siang, saya tergelitik untuk menulis artikel ini, hidup adalah masalah? tidak sepenuhnya salah! masalah atau tidak? susah/ senang itu tergantung persepsi, hmm.. benar juga sih.., bagiku hidup itu perjuangan, butuh kesabaran karena ia berproses. Kaitan hidup dengan 'masalah' yang dihadapi sahabat saya tadi pun tergantung persepsi, jika persepsi positif maka saya yakin, dia akan terus berjuang, karena ia yakin, ia benar. Benar karena ia berpegang teguh pada aturanNya.
Tak usah heran jika di zaman Kapitalisme ini, seringkali kita menemukan orang-orang yang berorientasi pada materi dan duniawi, bahkan terkadang kita LUPA kita pun terjebak untuk menjadi orang yang materialistis, Astgfirullah 100x, bukan salah mereka sepenuhnya, mengapa mereka menjadi orang-orang yang materialistis?!, pun tak boleh kita menutup mata bahwa mereka SAMA-SAMA KORBAN seperti kita, mereka dan kita Korban Sistem Kapitalisme yang memiliki standar apa-apa diukur dengan materi dan azaz manfaat, MasyaAllah..! Cinta dunia takut mati, itulah penyakit yang menjangkiti hati setiap diri manusia yang silau dengan gemerlap dunia, mereka mengumpulkan materi seolah mereka hidup untuk selama-lamanya, lupa hanya beberapa lembar kain kafan sajalah nanti yang akan mereka bawa, tidak salah memang mereka menginginkan seseorang yang sempurna menurut kacamata mereka, tapi SALAH jika mereka mengganggap diri mereka SEMPURNA.
Apalah gunanya 'mempermasalah' apa yang bukan seharusnya menjadi masalah?! buang-buang waktu! salah dan benar itu kembalikan pada aturan Allah SWT, Rabb Sang Pencipta Alam beserta Isinya. Benar itu Mutlak hanya miliknya, kesempurnaan dan kesombongan hanyalah 'selendang-NYA', tak pantas manusia mengenakannya, Astagfirullah 100x semoga Allah mengampuni lisan dan tulisan saya yang kurang tepat, sama sekali tidak ada niat untuk menghujat dan merendahkan derajat yang lain, serta menganggap diri saya ini tinggi derajatnya, naaudzubillah. InsyaAllah tidak ada niat apapun, melainkan saya niatkan hanya semata-mata menyampaikan apa yang saya tau, berharap semoga bermanfaat bagi yang lain, jika itu kebenaran maka terimalah, jika itu sesuatu yang salah, berbesar hatilah untuk menyampaikan pada saya.
Hidup ini Singkat, Hidup ini Persinggahan, Hidup ini Perantauan, suatu saat nanti, Pasti ia akan berakhir, tidak ada yang bisa memastikan hidup kita sampai kapan? yang pasti adalah : Kita satu langkah lagi menuju ke kehidupan abadi, jika the last step (kematian) telah kita lewati, maka tinggal tunggu hasil raport selama menjalani ujian (hidup) di dunia, bukankah sudah sepantasnya kita segera berlari mengejar ampunan-Nya? memohon kasih sayang-Nya? bukankah ada waktu untuk memerbaiki semuanya? semua hal yang mereka anggap masalah akan selesai jika dikembalikan kepada jawaban "bagaimana Islam memberikan solusi atas permasalahan ini?", setiap masalah pasti ada solusinya, setiap hidup pasti ada akhirnya, setiap ketidaksukaan pasti ada ujungnya, just wait and see!
Hidup yang singkat ini, sepatutnya diisi dengan taat dan tunduk kepada perintah dan larangan-Nya, Hidup ini singkat, percayalah..
Allah SWT berfirman :
...ُ ۚ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Dan sesungguhnya satu hari (menurut perhitungan) Tuhanmu
adalah seperti 1000 tahun menurut perkiraanmu.” [Al-Hajj ayat 47]
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu.” [As-Sajdah ayat 5]
2 ayat diatas, setidaknya memberikan gambaran secara kasat mata perbandingan satu hari antara dunia dengan akhirat berdasarkan hitungan matematika dasar.
1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 tahun di dunia = 365 hari
1 hari di akhirat = 365 x 1000 = 365.000 hari
Berarti satu hari di akhirat adalah 365 ribu hari di dunia.
Coba kita misalkan, jika 1 hari akhirat juga ada 24 jam, seperti di dunia.
1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 hari = 24 jam
1 jam di akhirat = 1000/24 = 41,7 tahun
maka setiap jam di akhirat adalah sama dengan 41,7 tahun di dunia.
...
Maka jika usia harapan hidup umat nabi Muhammad SAW adalah ±60 tahun.
jika kita bandingkan waktu hidup di dunia dengan
kehidupan akhirat.
1 jam di akhirat = 41,7 tahun
60 tahun/41,7 tahun = 1,4 jam
Artinya kita hanya hidup di dunia selama 1,4 jam berdasarkan
hitungan akhirat
...
Ya... Tak lebih dari 1.5 jam waktu akhirat...
Wahai diri ... Gunakan hidup ini untuk mengumpulkan bekal kehidupan abadi kelak...
Wassalam
Sobatmu
-Mye Gucci-
*Source Perhitungan : No Name
No comments:
Post a Comment