setting

Mye Gucci: Miss World 2013 = Miss Visi Jawa Barat

04 July 2013

Miss World 2013 = Miss Visi Jawa Barat


Indonesia untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah Miss World 2013, ajang kompetisi kecantikan bergengsi sedunia di Nusa Dua - Bali dan untuk acara puncak pada tanggal 28 September 2013 rencananya akan diadakan di Sentul Convention Center Bogor – Jawa Barat. Ajang kompetisi yang diprakarsai oleh Eric Morley, sudah berjalan lebih dari 5 dekade yang selalu menuai pro dan kontra dari masyarakat.
Misalnya, Pernyataan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, seperti yang dikutip dari beberapa media mengenai bukan kapasitasnya untuk memberikan izin atau menolak perhelatan international tersebut, bahkan ia sempat mengusulkan agar di malam puncak para peserta memakai kebaya, usulan tersebut hanya di balas panitia dengan senyuman
Persoalannya bukanlah mengenai izin atau tidak memberikan izin melainkan karena pergelaran ajang ini dinilai tidak sejalan dengan visi Jawa Barat yakni “Dengan Iman dan Taqwa, Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia” sebagai kader partai Islam yang lulus dari Timur Tengah beliau sangat paham bahwa ajang ini melanggar hukum syara, bertentangan dengan Islam yang menjaga kemuliaan perempuan, aturan bagaimana akhlak bergaul dan perintah menutup aurat, serta larangan menampakkan kecantikan kepada laki-laki selain mahram.
Realitasnya ajang ini merupakan symbol kemaksiatan dan eksploitasi melalui tubuh perempuan. Ajang penyebar virus liberalism dan hedonism.Tidak sedikit khususnya remaja yang terobsesi untuk hidup mewah, glamour, hedon,bebas dalam berperilaku, perpakaian bahkan cara berfikir.Hal ini tentuseolahmenjadi patron yang harusditiruolehsosokperempuan di era modern ini, dan realitas ini tentunya menambah berat beban para orang tua untuk mencetak generasi sholeh.
Ajang seperti ini mendorong masyarakat termasuk ummat islam untuk menggeser parameter kemuliaan, keindahan dan kesuksesan perempuan dari standar keimanan dan ketaqwaan menjadi ukuran-ukuran fisik, limpahan materi dan gelar-gelar yang bersifat nisbi. Padahal Nabi SAW telah mengingatkan ‘Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang shalehah’.
Dampak lain yang muncul adalah modal dan standar kemajuan yang bergeser jauh meninggalkan nilai-nilai Islam. Saat ini perempuan justru bangga mengejar karir dan materi untuk memenuhi kesenangan jasadiyah disbanding menjadi perempuan yang menduduki posisi stategis dan terhormat yakni sebagai ibu dan manajer rumah tangga. Berbagai metode dan cara ditempuh perempuan untuk ‘mempercantik’ bentuk fisik dan menjualnya sebagai komoditi ekonomi dengan nilai rupiah yang tidak sedikit, dan melupakan bagaimana memperbaiki posisinya sebagai hamba Alloh dan selalu hadir dalam setiap kesempatan sebagai hamba-Nya
Islam sebagai agama yang sempurna telah menempatkan perempuan diposisi yang strategis sebagai ibu pencetak generasi masa depan bangsa, menjaga kemuliaan dan kehormatannya. Secara fitrah perempuan di ranah domestic bertugas mencetak generasi shaleh/shalehah penerus bangsa dan mengatur rumahtangga agar tetap sejalan dengan Islam.Sementara di ranah public perempuan wajib untuk mendidik dan membina masyarakat agar berbudaya islami, serta perempuan diberi kesempatan menjadi wakil kaumnya di Majelis Ummat untuk menyampaikan aspirasi perempuan. Terlebih lagi Islam tidak pernah menjadikan bentuk fisik sebagai criteria manusia ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuh kamu dan rupa kamu, tetapi Dia melihat keikhlasanmu’.(HR. Al Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah). Dan Anas Ismail Abu Dawud mengartikan Ikhlas adalah melepaskan diri dari selain Allah, atau membersihkan amal dari penglihatan mahluk-Nya.
Home
Copyright © Mye Gucci Urang-kurai